PAPERTOYS GATOTKACA YAPATO

berikut adalah papertoys gatotkaca bikinan YAPATO yang akan meluncur di pasaran. papertoys gatotkaca ini menggambarkan sang satria pringgondani sedang terbang diatas awan. Papertoys ini ada 2 komponen, yakni bagian awan (a) dan sang ksatria pringgondani yang membusungkan dada saat terbang(b).

Bagian awan (a)

Papertoys Gatotkaca tampak dari depan (b)

papertoys gatotkaca tampak samping kanan (b)

papertoys gatotkaca tampak samping kiri (b)papertoys gatotkaca Lengkap bagian awan dan gatotkaca (a&b)

PANDAWA LIMA DALAM VERSI PAPERTOYS

ALAMAT DOWNLOAD PANDAWA PAPERCRAFT by YAPATO:
http://www.4shared.com/file/179284486/88aa02e5/PANDAWA_YAPATO__arjuna_puntade.html
http://www.4shared.com/file/179284574/e0fe1531/PANDAWA_YAPATO__werkudara_.html
http://www.4shared.com/file/179284748/c1e1deb7/PANDAWA_YAPATO__nakula_sadewa_.html

Asal Usul PANDAWA
Prabu Pandu Dewanata mempunyai dua orang isteri yaitu Dewi Kuntitalibrata dengan Dewi Madrim. Prabu Pandu adalah putra Raden Abiyasa raja dari Astina, sedangkan Dewi Kuntitalibrata adalah putri dari Prabu Kuntibojo raja Mandura, dan Dewi Madrim adalah putri dari Prabu Mandrapati raja Mandraka.
Dari perkawinan Pandu dengan Kunti menghasilkan 3 putra yaitu: Puntadewa, Bratasena dan Arjuna, sedangkan dari perkawinannya dengan Madrim menghasilkan 2 putra, yaitu: Nakula dan Sadewa, yang dilahirkan kembar. Tetapi kedua anak kembar ini mulai kecil diasuh oleh ibu Kunti karena ditinggal mati ayah dan ibunya (Madrim).

PUNTADEWA.
adalah raja negara Amarta atau Indrapasta. Setelah perang Baratayuda Puntadewa menjadi raja Astina yang bergelar Prabu Kalimataya. Nama lain yang dipakai adalah: Darmawangsa, Darmakusuma, Kantakapura, Gunatalikrama, Yudistira, Sami Aji (sebutan dari Prabu Kresna). Sifatnya: jujur, sabar, hatinya suci, berbudi luhur, suka menolong sesama, mencintai orang tua serta melindungi saudara-saudaranya.Pusakanya bernama: Jamus Kalimasada, yang mempunyai kekuatan sebagai perlindungan dan petunjuk pada kebenaran serta kesejahteraan. Mempunyai dua isteri yaitu: Dewi Drupadi dan Dwi Kuntulwilaten.
BRATASENA.
Setelah dewasa bernama Werkudara. adalah ksatria Jodipati dan Tunggulpamenang. Pernah menjadi raja di Gilingwesi, dengan gelar Prabu Tuguwasesa. Nama lain yang dipakai adalah: Bima, Bayusutu, Dandun Wacana, Kusuma Waligita. Sifatnya: jujur, tidak sombong, jiwanya suci, sangat patuh kepada guru-gurunya (terutama dengan Dewa Ruci), mencintai ibunya serta menjaga saudara-saudaranya. Bila berperang semboyannya adalah menang, bila kalah berarti mati. Bratasena adalah merupakan suri tauladan kehidupan dengan sifat yang jujur dan jiwanya suci.Pusakanya adalah: Kuku Pancanaka di tangan kanan dan kiri sangat ampuh, sangat kuat dan tajam. Selain kuku pancanaka Werkudara juga mempunyai kekuatan angin (lima kekuatan angin), serta dapat membongkar gunung. Mempunyai dua permaisuri yaitu: Arimbi dan Nagagini. Dengan Arimbi mendapatkan putra bernama Gatotkaca, yang dapat terbang tanpa sayap. Dari perkawinannya dengan Nagagini memperoleh putra bernama Antasena yang dapat masuk ke dalam bumi dan menguasai samodra. Bratasena pada waktu lahir dalam keadaan bungkus. Yang menyobek bungkus tersebut adalah Gajah Situ Seno. Pada waktu itu Gajah Situ Seno masuk ke dalam tubuh Bratasena, sehingga mempunyai kekuatan luar biasa dan bisa menyobek bungkus tersebut.
ARJUNA.
adalah ksatria Madukara, juga menjadi raja di Tinjomoya. Nama lain yang dipakai sangat banyak, antara lain: Janaka, Parta, Panduputra, Kumbawali, Margana, Kuntadi, Indratanaya, Prabu Kariti, Palgunadi, Dananjaya. Sifatnya: Suka menolong sesama, gemar bertapa, cerdik dan pandai, ahli dibidang kebudayaan dan kesenian.Arjuna adalah ksatria yang sakti mandraguna, kekasih para Dewa, ia adalah titisan Dewa Wisnu. Istri Arjuna banyak sekali, ia dijuluki lelananging jagad, parasnya sangat tampan dan tidak ada tandingannya. Permaisurinya di arcapada adalah Wara Sumbadra dan Wara Srikandi. Selain itu masih banyak lagi istri-istrinya antara lain: Rarasati, Sulastri, Gandawati, Ulupi, Maeswara, dsbnya.Permaisuri di kahyangan antara lain Dewi Supraba, Dewi Dersanala pada bidadari di Tinjomaya. Arjuna berjiwa ksatria, berjiwa luhur, suka menolong, serta kesayangan para Dewa. Tetapi ada kelemahan yang tidak boleh diteladani dan ditrapkan pada jaman sekarang yaitu beristri banyak.
NAKULA.
adalah anak ke empat Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim yang lahir kembar dengan Sadewa. Ayah dan ibunya (Madrim) meninggal pada waktu si kembar masih kecil, oleh karena itu sejak kecil mereka diasuh oleh ibu Kunti dengan tidak membedakan antara satu dengan lainnya. Setelah perang Bratajuda Nakula dan Sadewa menjadi raja di Mandraka dengan Sadewa. Nama lain adalah Raden Pinten. Nakula adalah ahli dalam bidang Pertanian. Pada waktu perang Baratayuda, Nakula dan Sadewa yang bisa meluluhkan hati Prabu Salya (dari pi- hak Kurawa). Sebab Prabu Salya adalah saudara Dewi Madrim, selain itu sebenarnya dalam hatinya memihak pada kebenaran yaitu Pandawa. Akhirnya Prabu Salya memberitahukan kepada Nakula dan Sadewa bahwa yang bisa mengalahkannya hanyalah Puntadewa, karena Puntadewa berdarah putih.
SADEWA.
adalah anak kelima Prabu Pandu dengan Madrim, dilahirkan kembar dengan Nakula. Setelah perang Baratayuda Sadewa menjadi raja dengan Nakula di Mandraka. Nama kecil Sadewa adalah raden Tangsen. Sadewa adalah ahli dalam bidang peternakan.Ia kawin dengan Endang Sadarmi, anak Bagawan Tembangpetra dari Pertapaan Parangalas, dan mempunyai putra bernama Sabekti.
Dengan adanya sifat-sifat Pandawa yang seperti tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Pandawa, kerajaan Amarta menjadi kerajaan yang kuat, aman, adil dan makmur. Hal ini dapat dibuktikan selain dengan sifat-sifat mereka yang jujur, membela kebenaran dan sebagainya, juga berkat kemampuan disegala bidang. Puntadewa adalah ahli dalam bidang kerohanian, ahli dalam hal bertapa, ia berdarah putih, tokoh ini mementingkan perdamaian, persatuan, kesejahteraan bersama.Werkudara adalah tokoh yang menguasai keamanan, kekuatannya tidak tertanding, apalagi dengan kehadiran kedua putranya dimana Gatotkaca menguasai keamanan samodra (laut) dan darat. Arjuna adalah tokoh yang sakti, pemanah yang ulung, suka menolong sesama, rasa kemanusiaannya tinggi, tutur katanya lembut, ahli dalam bidang kebudayaan dan kesenian, ahli dalam bidang bertapa. Tetapi ada satu hal kelemahannya yaitu terlalu banyak istri. Pada jaman dulu istri merupakan lambang kehormatan, bisa juga sebagai upeti waktu memenangkan perang, berbeda halnya dengan sekarang apalagi dengan adanya PP. 10 th. 1983 yang mengatur tentang perkawinan.Si Kembar Nakula dan Sadewa adalah tokoh yang mencerminkan tingkah laku untuk mencapai kesejahteraan/kemakmuran hidup, karena Nakula adalah ahli dan tekun dalam bidang pertanian, sedangkan Sadewa ahli dan tekun dalam bidang peternakan.Sebenarnya Pandawa masih mempunyai saudara tua yang bernama Adipati Karno, semasa kecil dinamakan Suryatmaja. Suryatmaja adalah putra Dewi Kunti dengan Dewa Surya sebelum menikah dengan Pandu. Ini disebabkan adanya perbuatan serong Dewa Surya yang bisa mengakibatkan Kunti menjadi hamil. Akhirnya Dewa Surya ber tanggung jawab atas perbuatannya itu dengan jalan, pada waktu melahirkan bayi (Suryatmaja) keluar lewat telinga, dengan demikian maka Kunti dianggap masih suci.Bayi yang diberi nama Suryatmaja kemudian dilarung (dihanyutkan) disungai Yamuna yang kemudian diketemukan oleh Prabu Radeya di Petapralaya (dibawah kokuasaan Astian). Karena merasa dibesarkan dan mukti wibawa di Astina, maka pada waktu perang Baratayuda Adipati Karna berjuang dengan gagah berani untuk membela negaranya. Ia menjadi senapati perang di pihak Astina, tetapi akhirnya karna gugur oleh adiknya sendiri yaitu Arjuna.Adipati Karna adalah suri tauladan sebagai pahlawan yang gigih membela negara, meskipun rajanya (Astina) dipihak yang salah tetapi bagaimanapun juga negaranya harus dibela dari kehancuran, yang dibuktikan sampai titik darah penghabisan.
Sumber : buku Nawasari warta edisi III pebruari 1996

YAPATO ikut serta dalam event pameran IMTE 2009

Dalam pameran yang diadakan  oleh Pihak ITS Surabaya kali ini (4-5 November 2009), PaperCraft YAPATO ikut serta dalam event IMTE “International Military Technology Exhibition” 2009. Memang tema dari pameran kali ini ada bau-bau militernya namun karya yang kami bawa banyak yang berbau wayang dan batik. Meski begitu, antusias pengunjung dan animo pembeli juga banyak.

Dalam kesempatan ini juga, YAPATO papercraft meluncurkan PANDAWA Papercraft edition. Selain itu juga ada Arjuna and Srikandi Edition, yang banyak diburu oleh para pembeli saat pameran berlangsung.

Dalam waktu dekat, tepatnya awal tahun 2010, YAPATO akan merilis karakter Suro lan Boyo… serta Superhero asli suroboyo yaitu Bung Tomo, sang pejuang yang menjadi komando dalam perjuangan arek-arek Suroboyo melawan Penjajah.(ipin/YAPATO)

Wall paper “Punakawan-aka-PunYaKawan” YAPATO

PUNYAKAWAN

PunYaKawan by YAPATO 2009

In Javanese wayang (shadow puppets), the punokawan are the clown servants of the hero. There are four of them – Semar (also known as Ki Lurah Semar), Petruk, Gareng and Bagong. Semar is the personification of a deity, sometimes said to the be the dhanyang or guardian spirit of the island of Java. In Javanese mythology, deities can only manifest themselves as ugly or otherwise unprepossessing humans, and so Semar is always portrayed as short and fat with a pug nose and a dangling hernia.

His three companions are his adopted sons, given to Semar as votaries by their parents. Petruk is portrayed as tall and gangling with a long nose, Gareng as short with a club foot and Bagong as obese.

The punokawan always appear in the second act of a wayang performance – pathet sanga – as servants to the hero of the story regardless of who that hero is.

Similar characters appear in other Indonesian wayang and theatrical traditions, including those of Bali and Sunda, under different names.

Further reading

  • Brandon, James (1970) On thrones of gold – three Javanese shadow plays Harvard University Press
  • Keeler, Ward (1987) Javanese Shadow Plays, Javanese Selves Princeton University Press
  • Keeler, Ward (1992) Javanese Shadow Puppets OUP
  • Long, Roger (1982) Javanese shadow theatre: Movement and characterization in Ngayogyakarta wayang kulit Umi Research Press

wall paper “Arjuna Pandawa Lima”

arjuna_pandawa_YAPATO

arjuna_pandawa_YAPATO

The story began with the introduction of the parents of this brotherhood. The antagonist was Duryodana/Duryudana/Druyudana (Duryodhana), or Suyodana/Suyudana who happened to be the eldest brother of all 99 siblings known as the Kurawas. He was the son of the blind King Dretarasta/Destarastra (Dhritarashtra) and Goddess Gandari. Read More By YAPATO